• RESUME BUKU RISALAH MANAGEMEN DAKWAH KAMPUS


    Oleh: Linda Karlina


    Sebelum melakukan kegiatan dakwah kampus yang merupakan bagian dari dakwah Islam pada umumnya, pemahaman akan dakwah Islam  itu sendiri haruslah dipahami terlebih dahulu. Bentuk dakwah apapun yang dilakukan oleh kita baik dalam skala individu ataupun berkelompok haruslah sesuai dengan pedoman dan asholah yang ada.
    Dakwah pada hakikatnya adalah mengajak manusia kepada Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik, sehingga mereka meninggalkan  thagut dan beriman kepada Allah agar mereka keluar dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam. Dalam proses realisasi menuju sebuah tujuan dakwah, yakni tegaknya tauhid di atas bumi ini, maka pelaksanaannya harus disandarkan pada metode-metode yang telah digariskan Allah. Adapun metode yang yakni dengan hikmah, pengajaran yang baik (mau’izhah hasanah) serta dengan kekuatan argumen, tidak dengan paksaan dan kekerasan
    Urgensi dan kebutuhan akan keberadaan dakwah kampus adalah dihasilkannya alumni yang berafiliasi terhadap Islam serta mengoptimalkan peran kampus dalam proses transformasi masyarakat menuju  masyarakat yang madani. Untuk ADK (Aktivis Dakwah Kampus) sendiri dakwah  kampus dijadikan sebagai tempat  latihan beramal, mempersiapkan diri untuk memasuki medan dakwah yang lebih berat, yakni dakwah di masyarakat kelak.
    Dakwah kampus memiki fungsi yaitu dalam hal  dakwiy (syi’ar dan kaderisasi) dan khidamy (pelayanan),  siyasi (sosial dan politik),  faniy (keprofesian) dan ilmiy (keilmuan) sebagai akselerasi dakwah dalam tuntutan kemajuan zaman.
    Pada pelaksanaannya, dakwah juga mengenal tahapan-tahapan yang penting untuk dipahami, yaitu:
    Tahap perkenalan dan penyampaian
    Tahap pembinaan
    Tahap Pengorganisasian
    Tahap pelaksanaan
    Sedangkan beberapa perangkat pembinaan yang dapat digunakan untuk membina kader-kader LDK pada umumnya adalah:
    1. Usrah/mentoring
    2. Seminar, dialog, dan pelatihan
    3. Rihlah
    4. Mabit
    5. Daurah
    6. Ta’lim
    7. Camping/Mukhayyam
    Pergerakan pada level LDK sekalipun haruslah memiliki pengenalan terhadap amal prioritas yang harus dilakukan LDK. Dan levelisasi memiliki nilai prioritas dalam mengarungi medan amal di kampus. Pengetahuan akan agenda LDK  apa yang harus didahulukan,  dan agenda apa yang diakhirkan, agenda apa yang vital dan menjadi parameter keberlangsungan LDK dengan agenda yang sifatnya sementara saja, dan semacamnya. Hal ini menjadi penting mengingat sumber daya dan kondisi LDK yang ada. Parameter-parameter levelisasi LDK diklasifikasikan ke dalam aspek sumber daya manusia, fokus dan lingkup agenda, perangkat organisasi, kesekretariatan, da’awi (syi’ar dan kaderisasi), eksternal lembaga, keuangan dan pendanaan.
    Proses kaderisasi bertujuan menghasilkan kader yang memiliki  kecakapan (muwashofat) kader sehingga terbentuk pribadi yang unggul. Dalam menjalankan peran dan mencapai tujuannya, sebuah organisasi membutuhkan perencanaan dan konsep yang matang dalam bentuk sistem, mekanisme, dan perangkat yang jelas. Demikian pula bagi sebuah Lembaga Dakwah Kampus (LDK). Kejelasan hal-hal mendasar tersebut bagi seluruh anggota LDK berperan dalam mengontrol pergerakan LDK dan mencegah kemungkinan penyimpangan dari tujuan awal yang ditetapkan.
    Untuk menjalankan semua yang dijelaskan di atas, ada perangkat-perangkat ataupun mekanisme organisasi yang umum dibutuhkan, seperti Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Garis-garis Besar Haluan Kerja/Organisasi, juklak dan juknis Rapat Kerja, serta beberapa perangkat lain sesuai kebutuhan masingmasing LDK. Untuk menyuarakan syi’ar Islam kepada masyarakat kampus, mutlak dibutuhkan media-media pendukung agar syi’ar yang ditebar dapat tersampaikan kepada objek dakwah. Media yang dapat digunakan sangat beragam, dalam hal ini media tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu syi’ar melalui media non-even dan dengan media even.
    Dana merupakan salah satu hal yang vital guna menunjang kelancaran agenda-agenda dakwah. Dana yang dibutuhkan dapat bersumber dari dua hal yaitu dari Usaha mandiri dan dana dari sumber eksternal.  Dana dari sumber internal biasanya diperoleh. adalah Membangun jaringan LDK pada dasarnya adalah membangun silaturahim untuk
    Memperkuat ukhuwah islamiyah dengan komponen luar.mandiri dilakukan oleh Biro Dana Usaha dan Biro/Departemen lain dalam LDK. Sedangkan Dana dari Sumber Eksternal dapat diperoleh dari Dana Kemahasiswaan dan Donatur.
    Salah satu hal yang harus disadari oleh LDK adalah bahwa kebutuhan akan dana adalah hal yang sangat vital dan tidak dapat dipandang remeh, Tanpa dana yang cukup, “acara-acara” dakwah kita tidak berjalan secara optimal. Sebagai lembaga dakwah yang mengusung nama kampus di  dalamnya, akan sangat naïf kalau kemudian terlihat ‘tidak cerdas’ dalam mengumpulkan dan meng’create’ dana.
    Beberapa hal mendasar mengenai teori fund raising yang aplikatif dalam dakwah kampus adalah yang pertama, ide dasar dalam proses pencarian dana. Kedua, orang atau badan yang bertanggungjawab dan memiliki wewenang, dalam pencarian dana baik secara operasional ataupun konsep Ketiga, jenis-jenis penggalangan dana, meliputi usaha mandiri, sponsorship, dan pencarian donasi. 

    0 komentar :

    Posting Komentar