• Antara Fiktif dan Realita

    Tulisan tak akan pernah hilang walaupun sang tokoh pergi. Kini akan kutulis catatan perjalanan hidup seorang hamba yang biasa. Hanya sebagai hiburan, atau kau bisa mengambil pelajaran darinya jika ada. Ini hanya sekedar fiktif dari sedikit realita yang terjadi, pada hidup eL.


    #BagianSatu
    Ini adalah hari ke-17 di bulan Desember.
    Masih di seperempat malam, gerimis manis tanpa huru-hara di luar sana. eL masih terjaga biarpun esok akan jadi hari yang melelahkan baginya. Kelas yang padat, deadline menumpuk.
    Malam ini ia termenung, setelah sore hari mendapat santapan rohani yang mendalam. Akan sebuah makna perjuangan. Ya, eL adalah seorang aktivis mahasiswi, muslimah yang dikenal hampir ada disetiap peluang-peluang kebaikan terbentang,  tapi ia masih seorang hamba yang biasa. Biasa belajar, biasa bekerja, biasa bermain, biasa melakukan hal-hal kecil tapi bermakna. Baginya tak ada hidup jika tak manfaat, ia belajar hal itu sejak dini.
    Mudah baginya memaknai pelajaran atau kisah-kisah teladan yang diceritakan maupun yang ia baca sendiri, walaupun meneladaninya tak semudah memaknainya, tentu saja.
    Seperti pelajaran hari ini, ia belajar bagaimana meneruskan estafet perjuangan terdahulu itu tidak mudah. Terlebih, mencari penerus yang akan melanjutkan estafet perjuangannya saat ini. eL sudah semakin dewasa, ia sadar bahwa ia akan dan harus terus naik ke jenjang yang lebih tinggi.
    eL senang berfikir, senang ketika ada sesuatu hal yang harus ia fikirkan, bahkan hal yang sangat menguras fikirannya. Baginya itu adalah nikmat, ketika Allah pada saatnya memberikan soal ujian yang harus ia temukan jawabannya.
    "Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya"
    (Q.S Al-Maidah : 48)