Kawanku, Mengapa Kau Buka Jilbabmu?
Saat itu adalah masa dimana kami
mahasiswa semester 7 mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 35 hari. Atas
rencana Allah, aku ditempatkan di kabupaten Kendal - Jawa tengah. Kami satu
tim, 6 putri dan 4 putra diberikan tempat tinggal yang sama. Satu atap, hanya
bersebelahan kamar.
Sebelumnya aku sudah
mempersiapkan diri jika kondisi ini terjadi. Aku adalah wanita berjilbab. Sudah
selayaknya bagiku untuk tetap menjaga diri dalam kondisi apapun selama KKN,
termasuk serumah dengan lawan jenis. Persediaan Jilbab, kaus kaki, dan baju
ganti yang senantiasa menutupi aurat.
Hari pertama di tempat tinggal
sementara ini kuhadapi dengan kesiapan diri yang maksimal. Apapun yang terjadi
aku harus tetap nyaman disini. Alhamdulillah selama masa perkenalan sebelum
keberangkatan, aku mengenal teman-teman satu timku sebagai orang-orang yang
baik. Dari 5 teman perempuan, 3 orang berjilbab sepertiku. Setidaknya aku punya
teman untuk berbagi semangat atau bahkan berbagi pakaian selama di tempat KKN.
Hal mengagetkan rupanya sangat
cepat menampakkan diri di hari pertama itu. 1 orang temanku yang berjilbab
melepas jilbabnya begitu saja beberapa jam setelah kami sampai. Tidak berhenti
disitu, teman sekamarnya yang juga berjilbab ikut serta membuka jilbabnya. Dua
temanku yang tak berjilbab nampak kaget melihat teman kami melepas jilbabnya di
depan lawan jenis, apalagi aku. Dan Lengkap sudah ketika teman sekamarku juga
memutuskan untuk tidak berjilbab ketika di rumah penginapan, dengan alasan dia
membawa baju-baju lengan pendek untuk pakaian sehari-hari.
Astaghfirullah….saat itu aku
hanya bisa memohon ampun pada Allah karena tak bisa menyelamatkan hijab
teman-temanku. Dan senantiasa memohon agar aku diberikan keistiqomahan untuk
menutup aurat ini apapun kondisinya.
Kawanku, mengapa kau lepas
jilbabmu. Tidakkah kau tahu bahwa merupakan sebuah kewajiban bagi seorang
wanita untuk berjilbab didepan lawan jenis yang bukan mahramnya?
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain
kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami
mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka,
atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau
anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah
kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung
(Q.S. An-Nur : 31)
Lagi-lagi
hidup adalah pilihan. Begitu pula soal prinsip dan komitmen. Barangkali
sebagian wanita memang belum tahu akan kewajiban menutup aurat ini, atau
mungkin sudah faham benar tapi memilih untuk menunda menaati kewajiban tersebut.
Wahai
kawanku, jikalau kau belum tahu, maka ketahuilah bahwa wanita shalihah adalah
sebaik-baik perhiasan dunia. Ia senantiasa menjaga aurat dan kehormatannya.
Mematuhi segala perintah TuhanNya. Ialah bidadari yang senantiasa dirindukan
syurga. Wahai kawanku, jikalau kau sudah tahu maka laksanakanlah kewajibanmu,
dan jika kau merasa belum sanggup maka berdoalah, semoga Allah memudahkanmu
menjadi pribadi yang mempesona. Wallahu a’lam.
0 komentar :
Posting Komentar